Home 9 News 9 9 Penyebab GERD yang Wajib Diwaspadai, Catat!

by | Aug 24, 2024

9 Penyebab GERD yang Wajib Diwaspadai, Catat!

ilustrasi GERD atau masalah pencernaan saat asam lambung naik
ilustrasi GERD

Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari pola makan buruk hingga stres dan kecemasan. Secara umum, GERD adalah kondisi kronis yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada yang dikenal sebagai heartburn.

GERD bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, terutama ketika gejala muncul secara terus-menerus. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui penyebab utamanya. Artikel ini akan membahas berbagai faktor yang dapat menyebabkan GERD, mulai dari gaya hidup hingga kondisi medis tertentu.

1. Fungsi LES yang Tidak Normal

Salah satu penyebab utama GERD adalah masalah pada Lower Esophageal Sphincter (LES). LES adalah cincin otot yang berada di antara esofagus dan lambung.

Fungsinya adalah membuka untuk membiarkan makanan masuk ke lambung dan menutup untuk mencegah asam lambung kembali naik ke esofagus. Pada penderita GERD, LES tidak berfungsi dengan baik. Ketika LES melemah, asam lambung dapat naik ke kerongkongan yang menyebabkan iritasi dan peradangan.

Fungsi LES yang tidak normal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kebiasaan merokok, kelebihan berat badan, atau kehamilan. Selain itu, beberapa makanan dan minuman tertentu juga bisa melemahkan LES, seperti cokelat, makanan berlemak, kafein, dan alkohol.

2. Makanan dan Minuman Tertentu

Pola makan sangat berperan dalam mengembangkan GERD. Beberapa makanan dan minuman diketahui dapat memicu atau memperburuk gejala GERD.

Makanan yang tinggi lemak, seperti gorengan, daging berlemak, dan produk susu penuh lemak bisa memperlambat pengosongan lambung, yang menyebabkan tekanan dalam perut meningkat dan memaksa asam lambung naik ke kerongkongan.

Minuman berkafein seperti kopi, teh, dan soda juga bisa memperburuk GERD karena kafein dapat melemahkan LES. Minuman beralkohol tidak hanya memicu relaksasi LES, tetapi juga meningkatkan produksi asam lambung.

Selain itu, makanan pedas, tomat, jeruk, dan cokelat juga sering disebut sebagai pemicu GERD karena dapat meningkatkan produksi asam lambung atau menyebabkan iritasi pada lapisan kerongkongan.

3. Berat Badan Berlebih

Kelebihan berat badan atau obesitas adalah faktor risiko utama GERD. Lemak berlebih, terutama di area perut, dapat menambah tekanan pada perut dan memaksa LES terbuka, sehingga memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Orang yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi lebih mungkin mengalami GERD dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan normal.

Penurunan berat badan bisa menjadi salah satu langkah paling efektif untuk mengurangi gejala GERD. Mengurangi lemak perut dengan diet sehat dan olahraga teratur dapat membantu mengurangi tekanan pada perut dan meningkatkan fungsi LES, sehingga mencegah asam lambung naik.

4. Kebiasaan Makan yang Buruk

ilustrasi makanan Korea Tteokbokki
Photo by Jcomp on Freepik

Cara dan waktu makan juga memengaruhi risiko GERD. Makan dalam porsi besar atau makan terlalu cepat dapat membuat lambung terisi penuh dan meningkatkan tekanan di dalam perut. Hal ini dapat menyebabkan LES terbuka dan asam lambung naik ke kerongkongan.

Selain itu, makan terlalu dekat dengan waktu tidur juga dapat memicu GERD. Ketika Anda berbaring setelah makan, gravitasi tidak lagi membantu menjaga asam lambung di lambung, sehingga lebih mudah bagi asam untuk naik ke kerongkongan.

Idealnya, sebaiknya Anda makan setidaknya 2-3 jam sebelum tidur untuk memberi waktu lambung untuk mencerna makanan dan mengurangi risiko refluks asam.

5. Kebiasaan Merokok

Merokok adalah faktor risiko yang signifikan untuk mengembangkan GERD. Nikotin dalam rokok dapat melemahkan LES, sehingga memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Selain itu, merokok juga dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan dan mengganggu proses pencernaan, yang semuanya dapat memperburuk gejala GERD.

Berhenti merokok tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan, tetapi juga dapat mengurangi frekuensi dan keparahan gejala GERD.

Menghentikan kebiasaan merokok juga dapat membantu meningkatkan aliran darah ke kerongkongan dan mempercepat penyembuhan iritasi atau luka yang disebabkan oleh asam lambung.

6. Kehamilan

Kehamilan sering kali dikaitkan dengan GERD, terutama pada trimester ketiga. Selama kehamilan, tubuh wanita mengalami perubahan hormonal yang signifikan, termasuk peningkatan hormon progesteron. Progesteron dapat menyebabkan relaksasi otot, termasuk LES, yang memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Selain itu, seiring dengan pertumbuhan janin, rahim yang membesar dapat memberikan tekanan pada perut, yang juga bisa mendorong asam lambung naik. Gejala GERD biasanya akan membaik setelah melahirkan. Namun, selama kehamilan, penting untuk mengelola gejala dengan menghindari makanan pemicu, makan dalam porsi kecil, dan menjaga posisi tubuh tetap tegak setelah makan.

7. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi medis tertentu juga dapat meningkatkan risiko GERD. Salah satu yang paling umum adalah hernia hiatus, yaitu kondisi di mana bagian atas lambung mendorong melalui diafragma ke dalam rongga dada. Hernia hiatus dapat mengganggu fungsi LES dan memudahkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Kondisi medis lain yang dapat memicu atau memperburuk GERD termasuk gastroparesis (lambung yang tidak mengosongkan isinya secara normal), scleroderma (penyakit autoimun yang mempengaruhi jaringan ikat), dan sindrom Zollinger-Ellison (penyakit langka yang menyebabkan peningkatan produksi asam lambung).

Vio8+, air alkali berkualitas yang mengandung pH 8+ dan oksigen 100 ppm
Vio8+, air alkali berkualitas yang kaya manfaat

8. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu

Beberapa obat-obatan juga dapat menyebabkan GERD atau memperburuk gejalanya. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin dan ibuprofen, dapat merusak lapisan lambung dan menyebabkan produksi asam lambung yang berlebihan.

Obat-obatan lain, seperti beta-blocker, nitrat, dan obat penenang, dapat melemahkan LES dan meningkatkan risiko refluks asam.

Jika Anda menggunakan obat-obatan tersebut dan mengalami gejala GERD, penting untuk berbicara dengan dokter Anda. Dokter mungkin akan menyarankan untuk mengganti obat atau memberikan langkah-langkah tambahan untuk mengurangi risiko GERD.

9. Stress dan Kecemasan

Meskipun stres dan kecemasan tidak secara langsung menyebabkan GERD, kondisi emosional ini dapat memperburuk gejala. Stres kronis dapat meningkatkan produksi asam lambung dan mengganggu pencernaan, yang keduanya dapat memicu refluks asam.

Selain itu, ketika seseorang cemas, mereka mungkin cenderung mengonsumsi makanan yang tidak sehat atau merokok, yang keduanya merupakan faktor risiko GERD.

Mengelola stres dengan teknik relaksasi, olahraga, atau terapi dapat membantu mengurangi gejala GERD. Menggabungkan manajemen stres dengan perubahan gaya hidup lainnya, seperti diet sehat dan olahraga teratur, dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam mengendalikan GERD.